Kebusukan NeoLiberalisme

Salah satu sihir neolib adalah berbagai kemajuan ekonomi yang terjadi di negara maju. Kaum neolib dengan bangga mengatakan : “Lihatlah Amerika… lihatlah Eropa… mereka bisa maju seperti itu karena menganut paham Neo Liberalisme”. Dan kita terpesona dan tersihir dengan gambaran surga yang mereka tawarkan.

Sesungguhnyalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi, tingkat kesejahteraan, tersedianya fasilitas publik yang memadai, dan berbagai kemewahan surgawi ala negara maju itu adalah tipu daya besar. Percayalah, mereka bisa seperti itu, karena menghisab kekayaan negara-negara miskin!!!

Negara-negara maju memaksa negara yang lemah untuk membuat regulasi yang bisa menguntungkan mereka sendiri. UU atau peraturan yang disahkan pastilah mengenai tiga hal: (1) Diposisikannya perekonomian negara miskin dan berkembang sebagai pemasok bahan mentah bagi industri-industri di negara maju; (2) Dijadikannya perekonomian negara miskin dan berkembang sebagai pasar produk yang dihasilkan oleh industri-industri di negara maju; dan (3) Dijadikannya perekonomian negara miskin dan berkembang sebagai tempat untuk memutar kelebihan kapital yang terdapat di negara-negara maju.

Jika ingin mengetahui kebusukan NeoLiberalisme, tengoklah kehidupan para buruh pabrik di negara-negara ketiga. Pemerintah negara-negara miskin ini dipaksa untuk mengamini paket-paket deregulasi yang ditawarkan kaum neolib, dimana hal ini kemudian dimanfaatkan untuk mendirikan cabang pabrik-pabrik di negara mereka dengan mempekerjakan para buruh di luar batas kemanusiaan. Keuntungan pabrik-pabrik ini dibawa ke kantor pusat yang yang notabene berada di negara-negara maju. Para pemilik modal menyaksikan perbudakan ini dengan mata kepala mereka sendiri tanpa canggung dan malu.

Jika ingin mengetahui kebusukan NeoLiberalisme, tengoklah kerusakan hutan dan lingkungan di negara-negara ketiga. Menurut FAO hampir 7,3 juta hektar hutan di seluruh dunia hilang setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena keserakahan manusia dalam mengelola hutan. Akibat langsung dari hal ini adalah kerusakan lingkungan yang terdiri dari: perubahan iklim, hilangnya berbagai spesies, gangguan pada siklus air, banjir dan erosi tanah, kekeringan, kerusakan ekosistem terestrial dan laut, abrasi pantai, dan menurunnya kualitas hidup.

Jika ingin mengetahui kebusukan NeoLiberalisme, tengoklah bencana kelaparan yang terjadi di Yaman, Sudan Selatan, Somalia dan Nigeria. Negara-negara ini adalah negara yang memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Bagaimana di negara-negara yang kaya SDA ini terjadi bencana kelaparan yang sedemikian dahsyat. Jawabannya adalah karena keserakahan manusia-manusia neolib.

Yaman kaya akan minyak bumi, gas alam, dan tambang emas yang cukup besar. Tercatat, Yaman adalah negara Arab produsen Emas ke 6 di Dunia. Sumber daya mineral tersedia dengan jumlah yang sangat berlimpah di Sudan sperti asbes, krom, kobalt, tembaga, emas, granit, gipsum, besi, kaolin, timah, mangan, mika, gas alam,nikel, minyak bumi, perak, uranium, dan seng.

Jenis bahan tambang yang terdapat di somalia antara lain: minyak bumi, bijih besi, gips, mangan, dan uranium. Bahan mineral lainya adalah garam, batuan gamping dan pasir. Daerah Alti Giuba dan Bur Hacaba menghasilkan biji besi sedangkan di dearah Mudugh ditambang Uranium. Nigeria adalah salah satu produsen minyak dan gas alam terbesar di dunia, yaitu urutan ke-7 di dunia untuk ekspor minyak dan urutan ke-10 untuk gas alam.

Foto: Kerusakan hutan kalimantan akibat ekspansi perkebunan sawit. Habitat satwa dilindungi Indonesia kini berubah menjadi blok-blok tanam. (Lili Rambe. mongabay.co.id)